ISLAM ITU ASING DAN AKAN KEMBALI MENJADI ASING
( hadis rasulullah riwayat Ahmad )
( hadis rasulullah riwayat Ahmad )
Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Ahmad, rasulullah saw bersabda :“ Islam itu bermula dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing, seperti permulaannya,maka berbahagialah orang yang asing “. Sahabat bertanya : ya rasulullah : Siapakah orang asing itu ? Rasulullah menjawab : Itulah orang yang berbuat baik di waktu manusia berbuat kerusakan “. Dari hadis ini dapat dilihat bahwa menjadi orang yang baik disaat semua orang rusak merupakan suatu kebahagian, bukan kehinaan. Disaat semua orang berbuat korupsi, kita menjadi orang yang jujur adalah asing, aneh, tetapi itu merupakan kebahagiaan.
Dalam hadis yang lain juga disebutkan : “ Berbahagialah orang yang asing dan aneh ”. Sahabat bertanya : “ Siapakah orang yang asing ya Rasulullah? Rasul menjawab : “ Orang asing itu adalah orang yang bertambah imannya sewaktu manuisa berkurang imannya “. ( riwayat Ahmad ). Dari hadis ini dapat dilihat bahwa orang yang mencari ilmu, mencari iman, mencari kebenaran adalah merupakan orang yang bahagia pada saat orang semua tidak mengetahui kebenaran, pada saat orang tidak lagi mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, pada saat orang tidak mengetahui lagi mana islam yang benar, mana islam yang benar.
Dalam hadis yang lain juga disebutkan : “ Berbahagialah orang yang asing dan aneh ”. Sahabat bertanya : “ Siapakah orang yang asing ya Rasulullah? Rasul menjawab : “ Orang asing itu adalah orang yang bertambah imannya sewaktu manuisa berkurang imannya “. ( riwayat Ahmad ). Dari hadis ini dapat dilihat bahwa orang yang mencari ilmu, mencari iman, mencari kebenaran adalah merupakan orang yang bahagia pada saat orang semua tidak mengetahui kebenaran, pada saat orang tidak lagi mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, pada saat orang tidak mengetahui lagi mana islam yang benar, mana islam yang benar.
Pada saat sekarang ini kita bingung ingin mencari islam yang benar, sebab banyaknya ajaran sesat, pemikiran sesat, seperti islam liberal dan lain sebagainya, maka yang berbahagia adalah orang yang mencari islam dengan ilmu, bukan ikut-ikutan, sehingga mengetahui hakikat islam sebenarnya, bukan asal ikut-ikutan.
Dalam hadis yang lain juga disebutkan : “ Berbahagialah orang yang asing”. Sahabat bertanya : “ Siapakah orang yang asing ? “. Rasululah saw menjawab : “ Orang yang saleh pada waktu ramai manusia berbuat maksiat. Orang yang mendurhakai mereka (orang saleh) lebih banyak daripada orang yang mengikut dan taat kepada mereka “ . dari hadis ini dilihat bahwa pada waktu budaya manusia telah rusak sehingga budaya liberal, budaya maksiat , budaya kafir, budaya syirik ada dimana-mana, maka orang yang berbuat baik adalah orang yang aneh, dan asing. Orang inilah orang yang bahagia, walaupun tidak dilihat orang, walaupun tidak terkenal, sebab yang dikenal bukan orang yang baik, tetapi orang yang rusak. Orang yang baik sebab tidak terkenal, maka ucapannya tidak di dengar, sedangkan orang yang jahat, sebab kekuasaannya, sebab poloperitasnya, maka pendapatnya didengar dan dipercaya.
Rasulullah juga bersabda pada hadis yang lain : “ Sesungguhnya orang yang paling disukai oleh Allah adalah orang yang asing”. Sahabat bertanya : “ Siapakah orang yang asing? “. Rasulullah saw menjawab : “ Orang yang asing itu adalah orang yang lari sambil membawa agamanya. Mereka berkumpul bersama Isa bin Maryam pada hari kiamat nanti “. Dalam hadis ini dilihat bahwa pada saat orang dalam kesesatan, maka orang yang baik adalah orang yang tetap dalam keimanan, lebih baik seorang diri dalam kesendirian daripada sesat; dia lebih senang lari dengan agamanya, dengan imannya, daripada bercampur dengan kemaksiatan, kekafiran dan kemunafikan.
Rasulullah juga bersabda pada hadis yang lain : “ Sesungguhnya orang yang paling disukai oleh Allah adalah orang yang asing”. Sahabat bertanya : “ Siapakah orang yang asing? “. Rasulullah saw menjawab : “ Orang yang asing itu adalah orang yang lari sambil membawa agamanya. Mereka berkumpul bersama Isa bin Maryam pada hari kiamat nanti “. Dalam hadis ini dilihat bahwa pada saat orang dalam kesesatan, maka orang yang baik adalah orang yang tetap dalam keimanan, lebih baik seorang diri dalam kesendirian daripada sesat; dia lebih senang lari dengan agamanya, dengan imannya, daripada bercampur dengan kemaksiatan, kekafiran dan kemunafikan.